Rabu, 12 Februari 2014

PETASAN KEMBANG API PADA ACARA MAULID

Habibana Munzir berkata:
saudaraku yg kumuliakan,
saya sudah menghimbau hal itu,
namun tetap saja para pemuda
senang melakukannya, saya terus
terang saja kurang suka, namun
untuk kegembiraan maka hal itu
diperbolehkan oleh Rasul saw,
riwayat bahwa Rasul saw melihat
orang orang afrika main bola di
masjid Nabawiy, maka para sahabat
marah, maka Rasul saw berkata :
"Biarkan mereka, ini adalah hari Ied"
dan Rasul saw duduk menonton
perbuatan mereka dengan senang.
(Shahih Bukhari).
riwayat lain ketika Abubakar shiddiq
ra marah melihat dua orang wanita
menghibur Aisyah ra dengan alat
musik Mizmar dan syair, Abubakar ra
berkata : "apakah alat musik syetan
dihadapan Rasulullah..?!!", maka
Rasul saw keluar dari dalam selimut
karena aedari tadi beliau berselubung
selimut, seraya bersabda : "Biarkan
mereka wahai Abubakar, ini adalah
Ied kita", padahal hari itu bukan hari
Iedul Adha atau Iedul fitri, tapi hari
Mina (Shahih Bukhari),
maka jelaslah sudah segala bentuk
kegembiraan, bahkan main bola yg
jelas jelas adat Yahudi dan Narani,
malah Rasul saw
memperbolehkannya dimainkan d
Masjid pula, dan Rasul saw malah
menonton dan asyik tersenyum,
menunjukkan selama kegembiraan yg
berkaitan dengan syiar islam maka
tak apa.
demikian pula saat acara pernikahan,
acara haji, acara maulid dll.
ini dari segi hukum..
namun dari segi pribadi saya, saya
kurang suka, ribut, dan baunya
menusuk dada, apalagi saya yg
punya sakit asma, tapi saya tahan
saja karena mereka sedang asyik
begitu, kasihan juga jika dikerasi dan
dilarang, mereka habiskan uang tuk
gembira dalam maksiat, maka lebih
baik habiskan uang tuk gembira
dalam panggung ibadah.
namun tetap hati kecil saya kalau
disuruh memilih maka lebih baik yg
lain lah, daripada petasan.
dan ternyata saat kedatangan Guru
Mulia kita ALhafidh Al Musnid
ALhabib Umar bin Hafidh, beliau
disambut dengan kembang api, kita
tahu bahwa beliau ini sudah
mencapai derajat Pakar hadits yaitu
Alhafidh (hafal lebih dari 100 ribu
hadits dg sanad dan hukum
matannya).
saya perhatikan apakah beliau
cemberut dan marah atau
bagaimana..?, klarena jika mungkar
maka beliau tak akan diam, karena
saya adalah murid beliau, pasti akan
ditegur, namun ternyata beliau
senyum cerah, bahkan sempat berdiri
menonton sejenak sambil tersenyum
gembira melihat kembang api itu
sebelum masuk ke masjid.
saya pun tahu bahwa senyum beliau
itu adalah ingin membuat para
pemuda itu makin senang, karena
mereka berbuat itu demi menyambut
beliau, namun jika disuruh memilih,
pastilah beliau pun memilih tak perlu
pakai yg demikian itu.
Demikian saudaraku yg kumuliakan,
semoga sukses dg segala cita cita,
semoga dalam kebahagiaan selalu,
Wallahu a'lam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar