Kamis, 18 September 2014

Dialah sang Kekasih yang diharapkan Syafa’atnya, dari setiap huru-hara yang menimpa

Rasulullah saw pernah menuturkan sekelumit
“kisah masa depan” kepada para sahabat. Kelak
Allâh mengumpulkan seluruh manusia dari yang
pertama hingga yang terakhir dalam satu daratan.

Pada hari itu matahari mendekat kepada
mereka dan manusia ditimpa kesusahan dan
penderitaan yang mereka tidak kuasa
menahannya.

Diantara mereka ada yang berkata, “Tidakkah
kalian lihat apa yang telah menimpa kita,
tidakkah kalian mencari orang yang bisa
memberikan syafaat kepada Rabb kalian?”
Yang lainnya lalu menimpali, “Bapak kalian
adalah Adam a.s”

Akhirnya mereka mendatangi Adam lalu berkata,
“Wahai Adam, Anda bapak manusia, Allâh
menciptakanmu dengan tangan-Nya, dan
meniupkan ruh kepadamu, dan menempatkanmu
di surga. Tidakkah engkau syafaati kami kepada
Rabb- mu? Apakah tidak kau saksikan apa yang
menimpa kami?”
Maka Adam berkata, “Pada hari ini Rabb- ku
sedang marah dan Dia belum pernah dan tidak
akan pernah semarah ini. Dia telah melarangku
untuk mendekati pohon (khuldi) tapi aku langgar.
Nafsi nafsi (aku mengurusi diriku sendiri), pergilah
kalian kepada selainku, pergilah kepada Nuh a.s”
Lalu mereka segera pergi menemui Nuh as, dan
berkata, “Wahai Nuh, engkau adalah Rasul
pertama yang diutus ke bumi, dan Allâh telah
memberikan nama kepadamu seorang hamba
yang bersyukur (‘abdân syakûrâ), tidakkah engkau
saksikan apa yang menimpa kami, tidakkah
engkau lihat apa yang terjadi pada kami?
Tidakkah engkau beri kami syafaat menghadap
Rabb- mu?”
Maka Nuh berkata, “Pada hari ini Rabb- ku
sedang marah dan Dia belum pernah dan tidak
akan pernah marah semarah ini. Sesungguhnya
aku punya doa dan telah aku gunakan untuk
mendoakan (celaka) atas kaumku. Nafsi nafsi,
pergilah kepada selainku, pergilah kepada Ibrahim
as.!
Lalu mereka segera menemui Nabi Ibrahim dan
berkata, “Wahai Ibrahim, engkau adalah Nabi dan
kekasih Allâh dari penduduk bumi, syafaatilah
kami kepada Rabb- mu! Tidakkah kau lihat apa
yang menimpa kami?
Maka Ibrahim berkata, “Pada hari ini Rabb- ku
sedang marah dan Dia belum pernah dan tidak
akan pernah marah semarah ini. Aku pernah
berbohong tiga kali. Nafsi nafsi, pergilah kalian
kepada selainku, pergilah kalian kepada Mûsâ as.!
Lalu mereka segera pergi ke Nabi Musa, dan
berkata, “Wahai Musa, engkau adalah utusan
Allâh. Allâh telah memberikan kelebihan
kepadamu dengan risalah dan kalam-Nya atas
sekalian manusia. Syafaatilah kami kepada Rabb-
mu! Tidakkah kau lihat apa yang kami alami?”
Lalu Musa berkata, “Pada hari ini Rabb- ku
sedang marah dan Dia belum pernah dan tidak
akan pernah marah semarah ini. Aku pernah
membunuh seorang tanpa hak. Nafsi nafsi,
pergilah kalian kepada selainku, pergilah kalian
kepada Isa a.s!”
Lalu mereka pergi menemui Nabi Isa, dan berkata,
“Wahai Isa, engkau adalah utusan Allâh dan
kalimat-Nya yang dilontarkan kepada Maryam,
serta ruh dari-Nya. Dan engkau telah berbicara
kepada manusia semasa dalam gendongan.
Mohonkan syafaat bagi kami kepada Rabb- mu!
Tidakkah kau lihat apa yang kami alami?”
Maka Nabi Isa berkata, “Pada hari ini Rabb- ku
sedang marah dan Dia belum pernah dan tidak
akan pernah marah semarah ini. Nafsi nafsi,
pergilah kepada selainku, pergilah kepada
Muhammad saw!”
Akhirnya mereka mendatangi Nabi Muhammad
saw, dan berkata, “Wahai Muhammad, engkau
adalah utusan Allâh dan penutup para nabi. Allâh
telah mengampuni dosamu yang lalu maupun
yang akan datang. Syafaatilah kami kepada
Rabb- mu, tidakkah kau lihat apa yang kami
alami?”
Lalu Nabi saw pergi ke bawah ‘Arsy. Disana
beliau bersujud kepada Rabb, kemudian Allâh
membukakan kepadanya puji-pujian-Nya, dan
betapa indahnya pujian-Nya, sesuatu yang tidak
pernah dibukakan kepada seorang pun sebelum
Nabi Muhammad. Kemudian Allâh berkata kepada
Nabi Muhammad, “Wahai Muhammad, angkat
kepalamu, mintalah, niscaya kau diberi, dan
berilah syafaat niscaya akan dikabulkan!”
Maka Nabi mengangkat kepala dan berkata,
“Umatku, wahai Rabb- ku. Umatku, wahai Rabb-
ku. Ummatku, wahai Rabb- ku!”
Lalu Allâh menyampaikan kepadanya, “Wahai
Muhammad, masukkan diantara umatmu yang
tanpa hisab ke surga dari pintu sebelah kanan
dari sekian pintu surga, mereka memiliki hak
bersama dengan manusia yang lain pada selain
pintu tersebut dari pintu pintu surga,” (H.R
Bukhari dan Muslim)
Betapa kita sangat membutuhkan Rasulullah saw
agar bisa menyelamatkan kita dari berbagai
kegelisahan yang terjadi pada hari kiamat..
***
Sumber: Karunia bershalawat ( Afdhal ash-
Shalawât ‘alâ as-Sayyid as-Sâdât ) karya Syaikh
Yusuf ibn Ismail al-Nabhani.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar