Sabtu, 20 September 2014

Pecinta Maulid

Seiring dengan mahabbah yang menggelora, mengalirlah tulisan tulisan berisi pujian dan sanjungan atas baginda Rasulullah saw lewat pena para ulama, pewaris beliau, yang termasyhur dengan sebutan “Kitab Maulid” atau  “Risalah Maulid” Kini bulan Maulid, Rabi’ul Awwal, segera tiba. Semarak peringatan suka cita kelahiran seorang putra Mekkah yang mengguncang singgasana  penguasa Roma dan memadamkan api sesembahan penguasa Persia akan menggetarkan sanubari para pencinta. Namanya “Muhammad” atau  “Ahmad”, tak akan pernah habis untuk disebut dalam pujian dan sanjungan. Berapa miliar lembaran kertas memuat sejarah kehidupannya yang dicatat oleh sungai sungai tinta yang seakan tidak ada habisnya. Seiring dengan mahabbah yang menggelora dalam sanubari , lahirlah tulisan tulisan pujian dan sanjungan atas Baginda Rasulullah saw lewat pena para ulama, pewaris beliau, yang termasyhur dengan “Kitab Maulid” atau “Risalah Maulid”. Tujuan mereka semata mata untuk mengabadikan sejarah kehidupan Rasulullah saw untuk generasi yang akan datang, agar beliau terus dikenal, dicintai dan diteladani oleh umatnya. Karenanya, karya mereka itu diterima dan diberkahi Allah. Salah satu tanda bahwa suatu amalan diterima oleh Allah, ia kekal dihati masyarakat. Menurut Abuya Sayyid Muhammad bin Alwi Al-Maliki dalam kitabnya Hawl al-Ihtifal bi Dzikr al-Maulid an-Nabawiy asy-Syarif, saking banyaknya ulama yang menulis kitab Maulid itu, sulit untuk memerincinya. Dan tidak bisa dikatakan ulama yang satu lebih utama dari pada yang lainnya. Pada intinya, kitab kitab tersebut terlahir dari kecintaan yang mendalam dan penuh keikhlasan para penulisnya. Diantara kitab kitab itu adalah : Al-‘Arus, karya Al-Imam al-Muhaddits al-Hafidz Ibnul Jauzi, at-Tanwir Fi Maulid al-Basyir an-Nadzir, karya Al-Muhaddits al-Musnid al-Hafidz Abu Al-Khaththab Umar bin Ali bin Muhammad Ibn Dahyah al-Kalbi, Urf at-Ta’rif bi al-Maulid Asy-Syarif, karya al-Imam Syaikh al-Qurra’ wa Imam  al-Qiraat al-Hafidz al-Muhaddits al-Musnid al-Jami’ Abul Khair Syamsuddin Muhammad bin Abdullah Al-Juzuri asy-Syafi’i, Al-Maurid al-Hana, karya Al-Hafidz al-‘Iraqi, Jami’ al-Atsar fi Maulid an-Nabiy al-Mukhtar, Al-Lafzh ar-Raiq fi Maulid Khair al-Khalaiq, dan Maurid ash-Shadiy fi Maulid al-Hadi, ketiganya karya Al-Imam al-Muhaddits al-Hafidz Muhammad bin Abi Bakr bin Abdillah al-Qisi ad-Dimasyqi asy-Syafi’i. Disamping itu, juga ada kitab Al-Fakhr al-‘Alawi fi al-Maulid an-Nabawi, karya al-Hafidz as-Sakhawi, Al-Mawarid al-Haniyyah fi  Maulid Khair al-Bariyyah, karya Al-Allamah al-Faqih as-Sayyid Ali Zainal Abidin as-Samhudi al-Hasani, Maulid Ad-Diba’iy, karya Al-Hafidz Wajihuddin Abdurrahman bin Ali bin Muhammad Asy-Syaibani Al-Yamani Az-Zabidi asy-Syafi’i, yang terkenal dengan sebutan “Ibn Diba’iy”, Itmam an-Ni’mah ‘Ala al-‘Alam bi Maulid Sayyidi Waladi Adam, karya al-‘Allamah al-Faqih al-Hujjah Syihabuddin Ahmad bin Hajar al-Haitami, Al-Maulid ar-Rawi fi al-Maulid an-Nabawi, karya al-‘Allamah al-Muhaddits al-Musnid al-Faqih asy-Syaikh Nuruddin Ali bin Sultan Al-Harawi, ‘Iqd al-Jauhar fi Maulid an-Nabiy al-Azhar, karya al-‘Allamah al-Muhaddits al-Musnid as-Sayyid Ja’far bin Abdul Karim al-Barzanji, yang karenanya termasyhur dengan sebutan Maulid Al-Barzanji. Kemudian ada juga karya lain, berjudul Al-Yumn wa al-Is’ad bi Maulid Khair al-‘Ibad, karya Al-Imam al-‘Arifbillah al-Muhaddits al-Musnid as-Sayyid asy-Syarif Muhammad bin Ja’far al-Kattani al-Hasani, Jawahir an-Nazhm al-Badi’ fi Maulid asy-Syafi’, karya al-‘Allamah al-Muhaqqiq asy-Syaikh Yusuf bin Ismail an-Nabhani, Ini baru sebahagian yang termaktub. Masih banyak lagi yang ditulis dimasa lalu hingga belakangan, yang lahir dari percikan iman dan kecintaan kepada imam penghulu kebahagiaan dunia dan akhirat, pembawa syafa’at di hari akhirat, Sayyidul Mushthafa Muhammad Shollallahu ‘alayhi wasallam. Telah terbit purnama ditengah kita Maka tenggelam semua purnama Seperti kecantikanmu tak pernah kupandang Duhai wajah nan ceria Dari petikan sya’ir qashidah mahallul qiyam dalam Maulid al-Barzanji diatas, jelaslah bahwa kelahiran Nabi Muhammad saw adalah penerang bagi gelapnya dunia. Maka, mari kita sambut bulan kelahiran Nabi dengan suka cita, Shollu ‘alan-Nabii … *** sumber: Majalah alKisah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar