Kamis, 30 Januari 2014

Duhai, Betapa Indahnya Syafa’at Nabi

Allah SWT mensifatkan kepada kita,
disabdakan oleh Nabiyyuna
Muhammad SAW, siksa api neraka
yang paling ringan itu adalah
dipakaikan dua bara api dikakinya
yang terbuat dari api neraka
sehingga bergolaklah kepala dan
otaknya, inilah siksaan yang paling
ringan, dan bagaimana siksaan yang
paling berat, inilah hadirin hadirot
penjara diyaumil-qiyamah wa li
a’udzubillah untuk penebusan dosa.
Diriwayatkan didalam Shohih Bukhori,
Rasul SAW bersabda; “ketika
penduduk surga sudah masuk
kedalam surga, dan penduduk neraka
sudah masuk kedalam neraka, maka
berkatalah para malaikat; “yaa ahlal
jannah khulud laa maut yaa ahlan-
naar khulud laa maut” wahai
penduduk surga abadi tiada akan
pernah menemui kematian, wahai
penduduk neraka tiada akan pernah
menemui kematian” disaat itulah
penduduk surga bertakbir dan
bersyukur kepada Allah, mereka akan
terus dalam kebahagiaan sepanjang
waktu dan zaman, tidak terbatas
dengan zaman, tidak berakhir dengan
masa, tidak bertambah lanjut usia,
mereka terus didalam kebahagiaan,
didalam jaminan Ilaahi, tiada pernah
wafat selama-lamanya, penduduk
neraka menjerit ketakutan mendengar
suara ini; wahai penduduk neraka
tiada kematian, walaupun mereka
akan merasakan kematian beribu-ribu
kali, karena pedihnya siksa, namun
tiada akan pernah wafat dan selesai,
akan terus dalam kehinaan, terkecuali
mereka menemui kebebasan.
Oleh sebab itulah, ketika Abu
Hurairah ra bertanya; ya Rasulullah
man as’adunnas bi syafa’atii yaumal-
qiyamah, wahai rasul, siapa orang
yang paling beruntung mendapatkan
syafa’atmu dihari kaiamat? Rasul
menjawab; as’adunnaas bi syafa’atii
yaumal-qiyamah man qoola laa
ilaaha illallah kholishon min qibali
nafsihi” orang yang paling beruntung
mendapatkan syafat’atku dihari
kiamat adalah orang yang mengucap;
laa ilaaha illallah” dari dalam dirinya,
laa ilaaha illallah” dia tidak ingin
menyembah selain Allah, tidak mau
mengakui Tuhan selain Allah,
sebesar apapun dosanya, sebanyak
apapun kesalahannya, selama
jiwanya menolak menyembah selain
Allah, pasti dia akan ditemui
syafa’atunnabi Muhammad.
Hadirin hadirot demikian dahsyatnya
rahmat-Nya Allah, dengan
kebangkitan sayyidina Muhammad
SAW wa barak’alaih, kita berkata lalu
bagaimana dengan dosa-dosa,
selesaikah sudah? Kalau toh nanti
bakal masuk surga juga, hadirin,
sebagaimana kita dimuka bumi juga
tidak mau dizholimi, tidak mau dapat
musibah, demikian pula diyaumil-
qiyamah musibah yang demikian
dahsyat, pencucian dosa yang
demikian dahsyat yang sangat
menakutkan dan merisaukan, satu
hari adalah bagaikan seratus tahun,
demikian hadirin hadirot yang
dimuliakan Allah.
Rasul SAW bersabda diriwayatkan
didalam Shohih Bukhori; “orang-
orang yang keluar kelak dari dalam
neraka itu, dalam keadaan hangus,
walaupun hanya baru beberapa
menit, belum sampai ke neraka sudah
hangus mereka dari panasnya api
neraka, namun ketika mereka telah
hangus ini Allah SWT memerintahkan
malaikat untuk menenggelamkannya
di “naHrul hayat” yaitu didanau
kehidupan, demikian riwayat Shohih
Bukhori, maka tumbuhlah seluruh sel
tubuhnya yang telah hangus, apakah
ia bisa, sebagaimana kita berasal dari
satu sel, tumbuhlah milyaran sel
disekitar tubuh kita menjadi manusia,
berbicara, mendengar, melihat dan
segala-galanya, demikian pula ketika
mereka yang telah hangus dalam api
neraka, wa li a’udzubillah , Allah SWT
mengeluarkannya dengan syafa’at,
mereka adalah orang-orang yang
nomor dua dari pada yang
mendapatkan syafa’at, yang pertama
mendapatkan syafa’at adalah
mu,minin, sholihin, muqorrobin,
orang-orang yang masuk surga
tanpa hisab disyafa’ati oleh Rasul,
agar lebih cepat masuk kedalam
surga.
Demikian dijelaskan oleh Imam ibnu
Hajar dalam kitabnya fathul baari bi
syarah Shohih Bukhori, bahwa ketika
Rasul SAW mensyafa’ati itu, Rasul
berkata didalam Shohih Bukhori
dijelaskan; “yahuddu hadda” Allah
memberi batasan-batasan kepada
sang Nabi, pertama orang-orang
mu,minin, muqorrobin, sholihin,
syuhada, ini dulu dibebaskan dan
tidak mendapatkan hisab, percepat
masuk ke dalam surga, lalu kelompok
kedua yang diangkatnya lagi derajat,
dari derajat surga menjadi derajat
yang lebih tinggi dengan
syafa’atunnabi SAW, ada pula yang
diberi hak memberi syafa’at yaitu
para syuhada, para ulama, para
auliya, diberi izin untuk memberi
syafa’at, dan pula Rasul SAW
mensyafa’ati batasan umat demi
batasannya, Imam ibnu Hajar
menyebut batasannya, mereka yang
malas berbuat ibadah, mulai semakin
tinggi mereka dari para pezina, orang
yang meninggalkan sholat, orang
yang mabuk, dan kesemuanya ini
hadirin hadirot pasti diakhir, akan
mendapatkan syafa’at selama mereka
tidak menyekutukan Allah, walaupun
terlambat, entah seribu tahun, entah
ratusan ribu tahun, entah milyaran
tahun, mereka akan menemui syafa’at
Muhammad SAW, ribuan tahun itu
bukan hal yang sebentar hadirin
hadirot, mereka dizaman sekarang
ada yang menanti di alam barzah,
mungkin seribu tahun lagi untuk
mencapai hari kiamat, kita saja
adalah beberapa hari terkena
musibah misalnya, jiwa kita telah
mulai sempit dan bingung, lebih-
lebih lagi ketika ribuan tahun tinggal
didalam bara api yang gelap dan
hitam.
Demikian hadirin hadirot, namun kita
mengingat disini betapa agungnya
rahmat-Nya Allah, dengan
memunculkan sosok Muhammad
Rasulullah SAW kepada kita, Imam
ibnu Hajar al-Asgholani didalam
kitabnya fahul baari bi syarah Shohih
Bukhori menjelaskan, menukil pada
hadits shohih dan tsiqoh bahwa
disaat itu ketika para Nabi melintas
dijembatan shirot, Rasul SAW
didatangi oleh Nabi Isa as dan
berkata; wahai Muhammad al-an
waktah” wahai Muhammad sekarang
waktumu, ini umat sudah pecah
belah, sudah cerai berai dan masing-
masing teman tidak kenal temannya,
sahabat tidak kenal sahabatnya,
sebagaimana firman Allah: “yauma
yafirru mar’u min akhih wa ummihi
wa abih wa shohibatihi wa banih”
hari dimana manusia itu lari dari
temannya, lari dari keluarganya, lari
dari ayah ibunya, lari dari anaknya,
menghindar dari suami dan istrinya,
karena apa? karena risaunya mereka
atas hari yang demikian besar, takut
dituntut, dan dihari itulah Nabi Isa
berkata: sekarang waktumu wahai
Muhammad, ini umat sudah cerai
berai semua, Rasul SAW berdiri
dijembatan shirot menanti umat, saat
semua teman lupa pada temannya,
Rasul tidak lupa dari umat, jika
beliau melihat umat beliau melintas
beliau mengenalkan dirinya “ana
shohibuk-ana shohibuk” demikian
Imam ibnu Hajar menukil hadits
didalam kitabnya fathul baari bi
syarah Shohih Bukhori, aku ini
temanmu kata Rasul aku temanmu,
maksudnya semua teman bisa lupa
padamu terkecuali Nabi Muhammad,
tidak lupa pada umatnya SAW wa
barak’alaih wa ‘ala alih, demikian
hadirin hadirot indahnya
sayafa’atunnabi. Sampailah
manusia-manusia yang telah sampai
ke dalam surganya Allah SWT,
sehingga Rasul SAW bersabda
diriwayatkan didalam Shohih Bukhori;
“orang-orang itu disurga kelak wajah
mereka bagaikan bulan purnama,
bulan disaat purnama, terang
benderang dengan keindahan, wajah
mereka dinaungi cahaya Ilaahi SWT,
terang benderang.
(Masya Allah)
diceritakan oleh Habib Munzir bin
Fuad Al-Musawwa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar