Senin, 27 Januari 2014

Duhai Indahnya Mencintai Rasulullah saw Tak Akan Bertepuk Sebelah Tangan

ABDULLAH bercerita, “Kami
mempunyai pembantu yang
mengabdi kepada raja. Orang itu
dikenal suka berbuat kerusakan.
Suatu malam, saya bermimpi
melihatnya sedang bergandengan
tangan dengan Nabi saw. Lalu saya
berkata, ‘Wahai Nabi Allâh, lelaki itu
orang fasik. Bagaimana Baginda sudi
bergandengan tangan dengannya?’
Maka, Rasulullah saw bersabda, ‘Aku
telah mengetahuinya, namun dosa-
dosanya telah berlalu, dan aku telah
memberinya syafaat.’
Saya bertanya, ‘Wahai Nabi Allâh,
dengan perantara apa orang itu
sampai pada derajat itu?’ Beliau
menjawab, ‘Dengan memperbanyak
sholawat kepadaku. Sesungguhnya
setiap malam menjelang tidur orang
itu bersholawat kepadaku sebanyak
1.000 kali’.
Abdullah berkata, ‘Di pagi harinya,
tiba tiba saya menjumpai lelaki itu
sedang menangis. Setelah masuk
dan duduk dihadapanku, ia berkata,
‘Wahai Abdullah, rentangkan
tanganmu, karena Nabi saw telah
menyuruhku agar aku bertobat sambil
memegang tanganmu. Beliau juga
telah menceritakan kepadaku dialog
antara dirimu dan beliau mengenai
keadaanku tadi malam’. Setelah ia
bertobat, aku menanyakan ihwal
mimpinya. Orang itu menjawab, ‘Nabi
saw mwndatangiku, lalu
menggenggam tanganku. Beliau
bersabda, ‘Bangunlah, aku akan
memintakan syafa’at untukmu kepada
Tuhanku, karena bacaan sholawatmu
kepadaku.’ Lebih lanjut orang itu
berkisah, ‘Maka, saya pun berdiri
bersama Nabi saw dan beliau
memberikan syafaat kepadaku. Lalu
beliau berpesan kepadaku, ‘Jika pagi
hari tiba, maka datangilah Abdullah
dan bertobatlah diatas tangannya,
serta konsistenlah dengan
pertobatanmu.”
Demikianlah. Mencintai Rasul saw
tak akan bertepuk sebelah tangan.
Beliau bersabda, “Perbanyaklah
bersholawat kepadaku, sebab
sholawat kalian dapat menghapus
dosa dosamu, meninggikan
derajatmu dan menjadi syafaat
bagimu di hadapan Tuhanku.”
Kepada umatnya yang dicintainya,
kepada kita semua, beliau berpesan
untuk bersholawat kepadanya. Bukan
karena beliau mementingkan diri
sendiri. Tanpa doa dari siapa pun,
kedudukannya di sisi Allâh tak kan
tertandingi oleh makhluk mana pun.
Pesannya untuk bersholawat
kepadanya lahir karena kecintaannya
kepada kita.
Duhai, betapa mulianya engkau, yâ
Rasulullah. Engkau meminta kami
berdoa untukmu, padahal apa artinya
doa kami, sholawat kami, dihadapan
kebesaranmu? Engkau pesankan kami
bersholawat bagimu demi
kebahagiaan kami juga. Bukankah
kami hanya bisa dekat kepada Tuhan
melalui cinta padamu? Bukankah
kami hanya bisa naik ke tempat yang
tinggi bergantung pada kerinduan
atasmu? Allâhumma sholli ‘alâ
Muhammad wa ‘alâ Âlihî wa sallim..
***
Sumber: Afdhal ash-Shalawat ‘alâ
Sayyid as-Sâdât, karya Syeikh Yusuf
ibn Isma’il al-Nabhani .
Ket: *) kemungkinan besar rawi ini
adalah Abu Abdullah, seorang sufi
terkenal

Tidak ada komentar:

Posting Komentar